Mereka justru menghargai filosofi, sejarah, dan kisah dibalik biji-biji kopi itu
Masih ditempat yang sama (Chez Moka. red), di hari yang sama dan jam yang semakin larut. Setelah saya menghabiskan 1 cangkir cafe latte, dan 1 cangkir kecil produk uji cobanya Kang Sandro (Java Preanger, hasil sangraian sendiri). Setelah Kang Sandro mulai mabok kopi. Setelah Kang Aat menghabiskan 1 cangkir affogato, 1 cangkir kecil Java Preanger, dan entah berapa cangkir kopi yang beliau habiskan dirumahnya. Setelah Flo mulai melayang-layang karena sukses minum 1 cangkir Black Hole, 1 gelas Lattegato, 1 cangkir kecil Java Preanger.
Dengan kejamnya, Kang Acek bercerita tentang: HR-61, kopi termahal ketiga sedunia. Tangannya tiba-tiba mengambil setoples kecil kopi berjudul: HR-61 | Colombia | Proud Mary. HR-61 adalah produk yang dikeluarkan oleh roaster Australia Proud Mary. Biji kopinya didapatkan dari Colombia. Apa yang membuat HR-61 menjadi yang termahal ketiga di dunia? effortnya.
Bayangkan, dari satu perkebunan kopi Colombia yang terdiri dari banyak pohon kopi itu. Masing-masing pohon kopi akan diuji rasa dan aromanya. Hanya 1 pohon kopi terbaik yang masuk klasifikasi HR-61. Konon kabarnya, Proud Mary mengeluarkan HR-61 hanya 3 tahun sekali dengan jumlah amat sangat terbatas.
Chez Moka hanya memiliki satu kaleng kopi HR-61 Proud Mary. Itu juga udah mau habis. Untuk 200ml kopi, dihargai Rp 100.000,00. Woooow. Antara kasihan perut, kasihan dompet dan penasaran tingkat tengkulak yang semakin menjadi-jadi setelah menghirup aroma biji kopinya.
Jadilah, kami sepakat untuk patungan. Ya ampun, fakir kopi banget.
Kang Acek, menyarankan untuk diseduh dengan Cemex. Konon katanya, rasa dari HR-61 akan keluar dengan optimal. Singkat, beliau langsung menyiapkan segala peralatan ritual menyeduh kopi ini. Kami-pun deg-degan dengan lebaynya. Semua berlangsung khidmat.
Suurrrr, air hangat di siram perlahan mengelilingi kopi yang sudah digiling. Tunggu 30 detik untuk ekstraksi, dan aromanya menyebar ke seluruh ruangan, bertarung dengan asap rokok *ah ngeganggu aje*. Seduh lagiiiii….menetes perlahan, dan siap disajikan.
Secangkir kopi HR-61 tepat dihadapan kami *lebay amat sih gueee*. Prosesi cupping dimulai.
Tahap 1. Sruput
Tahap 2. Kumur-kumur, biarkan kopi menyebar diseluruh rongga mulut
Tahap 3. Glek
Huah, asam-asam semriwing yang unik gimana gitu, nojos langsung ke penjuru mulut. Setelah ditelan, menyisakan sedikit rasa manis dan asam yang lembut. Beberapa kali teguk, barulah saya menebak-nebak. Aroma dan asamnya mendekati rasa Blackberry. Unik dan berkesan.
[FYI] Indonesia patut bangga, karena kopi termahal pertama adalaaaah: Kopi Luwak. Dan sekedar bocoran. Tanggal 16 – 18 Mei 2013 mendatang, akan diadakan Festival Kopi Internasional di Melbourne. Konon, Kopi Sunda Hejo akan membawa produk unggulannya yang diberi nama “Srigalung” (klo ga salah denger). Srigalung ini diprediksi akan menjadi kopi termahal di dunia.
Penasaran kan, saya nanya deh ke Mas Alfin (seseorang yang sukses memborong Proud Mary dari Australia tahun lalu) tentang apa yang membuat kopi dihargai mahal?
Beliau menjawab: Effortnya. Orang barat minum kopi bukan cuma sekedar rasa. Mereka justru menghargai filosofi, sejarah, dan kisah dibalik biji-biji kopi itu. Nah, Srigalung ini adalah biji kopi kualitas terbaik yang diseleksi manual menggunakan tangan.
Hidup kopi Indonesiaaaaaaa. Hah makin penasaran buat blusukan ke kebun-kebun kopi. Ngicipin specialty coffee, memetakan rasa dan memperkaya perbendaharaan rasa.