2 Tahun Warung Nasi Etong

Lalala, dapet ucapan Selamat Hari Jadi ke-2 dari WordPress. Kuenya manaaa

Lalala, dapet ucapan Selamat Hari Jadi ke-2 dari WordPress. Kuenya manaaa

Selamat Ulang Tahun wahai Blog Warung Nasi Etong-ku tercinta. Jayalah di dunia nyata, jayalah di dunia maya.

Ceritanya udah 3 hari saya berusaha sekuat tenaga,  bersabar tanpa batas, dan berikhtiar to the max agar modem Smartpret  saya bisa konek di laptop legend bernama IBE (Lenovo IBM X60 yang dibeli kakak saya di pasar loak waktu ngantor di Jepang).  Daaaan, dititik kepasrahan yang paling tinggi, akhirnya bisa konek juga. Seneng dong pastinya, karena saya bisa mengunjungi blog ini lagi.

Tadda, ternyata ada notification dari mas-mas yang kerja di WordPress. Dia berkata:

Happy Anniversary

You registered on WordPress.com 2 Years Ago! (ditulis tanggal 3 Oktober 2013)

Kece banget ga sih? udah 2 tahun saya nyampah di WordPress dengan tulisan-tulisan yang entahlah bergizi apa ga.

Jadi inget, 2 tahun lalu, dikamar kosan berukuran 3×3 m. Saat itu Food Photography menjadi topik yang ngehits banget di antara saya dan Flo (sahabat saya). Yah, sejenis baru ngerasain bahwa saya menemukan keasyikan tersendiri saat melihat makanan atau minuman tertata cantik di tempatnya. Sejenis pengen motret, dan nge-share karya seni itu. Iya, bagi saya menata makanan di atas piring butuh sense of art yang tinggi dan memotretnya (selain memakanya tentu saja) adalah salah satu bentuk apresiasi kepada sang seniman. Makinlah saya tertarik untuk mendalami dunia Food Photography ini. Belajar secara otodidak dan sotoy to the max. Eksperimen, tulis, share – eksperimen, tulis, share. Saya ga ahli motret makanan, saya hanya ingin berbagi kepada lebih banyak orang tentang serunya belajar Food Photography. Sederhana kan?.

Banyak orang menyangka semua makanan di dalam blog ini adalah murni masakan saya sendiri. Oh, sejujurnya bukan :p. Ada yang sengaja saya beli, kemudian ditata ulang. Ada masakan asli rumah (hanya saat saya mudik ke rumah). Dan yang paling banyak adalah: Makanan yang dibeli teman saat kami makan bareng di luar kosan :p. Alhamdulillah, mereka cukup pengertian untuk bilang “Tong, sebelum gue makan…mau lo foto dulu ga?”.  Mereka juga udah tahu, klo makan bareng saya artinya….kita harus memesan makanan yang berbeda, biar makin banyak makanan yang bisa difoto :p. Aaaah, kalian kece banget deeeh.

Dan, di 2 tahun ini…banyak hal mengejutkan terjadi di sini. Dari mulai dikomen oleh mba Riana Ambarsari (Food Photographer idola saya), dikirimin artikel tentang “Memotret makanan adalah ciri-ciri gangguan jiwa”, sampai 13.000an Hits menyambangi blog ga jelas ini. Pokoknya warna warni dah…kaya warna-warni sayuran di dalam semangkuk Capcay Kuah.

Ok, akhir kata,  saya ucapkan terima kasih untuk semua pihak yang masih betah liat tulisan-tulisan absurd saya disini :). Untuk sahabat-sahabat yang rela makanannya saya acak-acak dulu sebelum dimakan, hingganya saya masih bisa upload foto makanan di blog ini.

Doakan saya tetap rajin belajar, berkesperimen, menata makanan, memotret makanan, memasak, dan tentu saja postiiing disini….Semoga tetap bermanfaat :)) *bagi2 kaos Warung Nasi Etong*

Food Photography “From Snapshots to Great Shots”

food photography

Sejenis kesasar di toko buku Books and Beyond, sambil nunggu teman sambil liat-liat jejeran buku di rak Photography. Aaaah mata saya selalu berbinar klo liat jejeran buku indah ini. Dan semakin berbinar saat melihat 3 buah buku bertema “Food Photography”. Di Indonesia buku-buku bertema Food Photography masih terbatas banget. Seingat saya, baru Mba Riana Ambarsari, dkk yang pernah nulis buku tentang Food Photography (CMIIW).

Kembali ke jejeran buku berbahasa Inggris itu, setelah saya lihat-lihat, dan saya bandingkan masing-masingnya maka pilihan jatuh ke buku Food Photography “From Snapshots to Great Shots” karangan Nicole S. Young. Harganya cukup Rp 239.000 saja, mendadak bangkrut :p. Tapi perasaan saya bahagia aja, ga ada rasa menyesal seperti saat saya beli baju di bulan Ramadhan kemarin hahaha.

Buku ini asli keren, pembahasannya lengkap, dan bahasanya mengalir, mudah dipahami (kaya gue bisa B.Inggris aje, hahaha). Terdiri dari 7 Chapter. Chapter 1 berbicara tentang Photography Fundamentalsbahasannya ga jauh-jauh dari fotografi dasar kaya WB, Aperture, Shutter Speed, ISO, dkk. Chapter 2 berbicara tentang Photography Equipment, bahasannya tentang kamera digital, lensa (termasuk lensa apa yang pas untuk food photography), focal length, tripod dan aksesoris lainnya serta lighting equipment.

Chapter 3 bicara tentang Lighting, sejenis membahas natural light ataupun artificial light gitu, dibuku ini juga banyak ditampilkan ilustrasi penempatan reflector saat kita motret dengan bantuan cahaya alami. Chapter 4 adalah bagian yang paling saya sukaaa, membahas tentang Styling & Props. Chapter 4 bicara tentang dasar Food Styling, intinya  tentang bagaimana menata, dan menampilkan makanan agar semakin cantik untuk difoto.

Chapter 5 membahas tentang Framing & Compositionbicara bagaimana kita menemukan keseimbangan pada foto makanan kita, DOF, dll. Chapter 6, Processing Images With Adobe PhotoshopChapter 7 Behind the Scenes, kita diajak untuk meneliti dan memahami food photography from start to finish. Dari mulai styling makanan, menata property, mempersiapkan lighting, sampai postprocessing. Yang bikin seru, setiap step by stepnya dilengkapi dengan foto.

Oh iya, disetiap pembuka Chapter ada 1 foto makanan besaaar banget, disana penulis melakukan bedah foto. Dari mulai, lighting yang dipakai, membahas food presentation-nya, dll. Dan, yang paling keren adalah…ada tantangan disetiap chapternya, ditujukan untuk pembaca. Ok, beberapa waktu kedepan, mungkin blog ini bakal saya penuhi dengan berbagai macam bahasan tentang tantangan ini yaaa. Doakan saya ga moody :p #FoodPhotoChallenge Yoshaaa

[Food Photography] Chicken Stick

Disela-sela pemotretan cover buku biografinya Mba Meyda Sefira di Wiki Coffee, Bandung. Saya Kelaparan dan memesan menu Chicken Stick. Ternyataaaah, presentasinya cantik :D. Bahagia bahagia bahagia, ditambah ada meja kayu, taplak meja cantik, dan kaca besaaar dengan cahaya yang berlimpah.

Akhirnya, punya kesempatan juga untuk motret makanan dengan bantuan cahaya dari jendela. Dadah2 ke flash. Sayang ga pake reflector2an

Chicken FingerSudah jadi kebiasaan, memotret makanan sebelum dimakan. “Flo, jangan dimakan dulu mau difoto” atau “Eh, boleh saya foto dulu ga?” atau “Eh, pesan yang beda dooong biar banyak makanan yang bisa difoto”. Teman saya sudah hafal betul. Saat makanan disajikan oleh pelayan, dia langsung bilang “Tong, mau difoto dulu ga makanannya sebelum saya acak-acak nih”. Buahahaha, jadi malu.

Ya, spontan aja. Liat makanan tertata cantik, didukung dengan dekorasi kafe yang mendukung, membuat tangan saya langsung menata makanan-makanan itu. Mengambil segala aksesoris yang ada di dalam kafe *sambil minta izin pastinya*, kembali menata dan memotret kaya orang kesurupan, hahaha.

Jadi kapan saya bisa motret makanan sendiri di rumaaah? kasihan kafe-kafe yang saya kunjungi dan saya acak-acak T_T.

Foto. Flo

Menata makanan orang di Wiki Coffee. (Foto. Flo)

[Cofee Story] Bicerine Kopi Kamu

Di warung kopi lain saya selalu memesan cafe late nah klo di Kopi Kamu, Bicerine jadi menu andalan saya. Keunikan dari Bicerine adalah, cokelat dalam campuran espresso dan susu. Penyajian Bicerine berbeda dengan hot coffee lainnya, dia disajikan di gelas kaca bukan keramik. Satu cangkir kopi Bicerine Kopi Kamu dihargai Rp. 23.000,oo

basic espresso dari mesin espresso

basic espresso dari mesin espresso

Barista mencampur froth mil ke dalam espresso dan cokelat

Barista mencampur froth mil ke dalam espresso dan cokelat

latte art

latte art

Secangkir kopi Bicerine

Secangkir kopi Bicerine

 

 

 

 

 

[Food Photography] Foto Asap

Klo liat foto makanan yang keluar asapnya itu seru banget. Berasa masih fresh from the oven dan bikin efek mouth watering :p. Tapi, untuk dapet efek asap natural yang muncul dari makanan/minuman yang masih “hangat” itu susah-susah gampang. Proses pemotretan yang cenderung memakan waktu lama sangat memungkinkan efek asap ini sudah tidak muncul lagi. Nah, saya nemu video yang cukup konyol sebenernya, tapi lumayan untuk dicoba. Tentang bagaimana memunculkan efek asap buatan pada makanan

[Food Photography] Resep Sayuran

Naaah, ketemu makanan berkuah lagi. Ceritanya, hari ini saya dititahkan untuk masak Sop untuk para keponakan. Dong2nya, saya lupa untuk nge-blanching sayuran, salah urutan masukkin sayur, alih-alih kentang masuk lebih dulu, malah wortel nyemplung duluan. Hingganya, wortel, dan buncis menjadi terlalu layu dan tidak segar warnanya.

#TIPS

Memotret makanan dengan bahan dasar sayur.

Siapkan terlebih dahulu kuah/bumbu. Blanching sayuran. Apa itu blanching? merebus sayur sejenak, dari mulai air mendidih hingga mendidih kedua, jangan lupa menaburkan garam, setelah didihan kedua tiriskan sayuran, siram dengan air dingin hingga proses pemasakan terhenti.

Apa fungsi Blanching? seinget saya waktu dulu kuliah di tata boga *penekanan jati diri*, fungsi blanching adalah untuk membunuh bakteri, mengurangi “langu” sayuran, memunculkan warna cerah sayuran, mengurai zat gizinya agar mudah dicerna, dan mengunci zat gizi agar tidak hilang karena pemanasan berlebih.

Selanjutnya, tumis sejenak sayuran (jika sayuran bertumis). Kalo sayuran berkuah, baiknya tata terlebih dahulu sayuran di atas piring/mangkuk sebelum disiram oleh kuah.

Siram perlahan kuah ke dalam mangkuk

Siram perlahan kuah ke dalam mangkuk

—–

Nah ini dia sop gagal total 😀 *remediaaaaal*

Monggo diberi masukkan. (f 2.8 1/800 ISO 100 available light dari Gusti Allah, Auto WB, tanpa reflector)

Monggo diberi masukkan. (Sony Nex-5N 30mm f 2.8 1/800 ISO 100 available light dari Gusti Allah, Auto WB, tanpa reflector)

Behind the scene, don't try this at home :p

Behind the scene, don’t try this at home :p

[Food Photography] Makanan Berkuah

Klo ngobrolin Food Photography, kita ga hanya ngobrol tentang teknik motret tapi juga styling. Styling apa? ya tentu saja styling makanan. Untuk pemotretan profesional setingkat majalah biasanya fotografer dibantu oleh food stylist untuk menata makanan sedemikian rupa hingga cantik untuk difoto. Nah, karena saya adalah fotografer abal-abal yang melakukannya hanya di rumah, so saya coba styling semuanya sendiri.

Menu kali ini adalah Rawon (akhirnya setelah ngidam rawon sekian lama, kesampaian juga). Rawon termasuk makanan berkuah, so butuh cara tertentu untuk membuat foto tetap cantik. Maksudnya, isi makanan tidak tenggelam oleh kuah. Berikut cara bar-bar saya:

1. Buat konsep, tentukan property,  dan layout

Atur tata letak

Atur tata letak

2. Pisahkan isi dan kuah + pelengkap jika ada. Kalo di Rawon, pelengkap adalah Tauge dan Daun Bawang.

Masukkan isi. Uji coba angle dan komposisi

Masukkan isi. Uji coba angle dan komposisi

3. Uji coba komposisi dan angle. Cari angle dan komposisi yang sesuai dan enak dilihat

3. Masukkan kuah ke dalam mangkuk secara perlahan. Secukupnya saja, jangan sampai isi tertutup oleh kuah.

4. Tata bahan pelengkap sedemikian rupa

5. Lakukan pemotretan

Rawon dengan berbagai angle (30 mm, 1/160, f 4.5, ISO 100, AWB, 12.16, natural light without reflector)

Rawon dengan berbagai angle (30 mm, 1/160, f 4.5, ISO 100, AWB, 12.16, natural light without reflector)

 

Majalah Online Rasa Indonesia

Alhamdulillah, dapet lagi referensi tentang food photography dari sini. Terharu, ternyata mas Yulim Wicak salah satu fotografer disana adalah member dari komunitas tOekang poto. Setelah dilihat-lihat, ada nama-nama yang saya nggak asing lagi, beliau adalah mba Arfi Binsted dan mba Tika Hapsari Nilmada. Mereka adalah baker, fotografer dan blogger, lengkap sudah.

Untuk teman-teman yang mau belajar lebih tentang food photography, majalah ini pas banget deh. Penjelasan tentang teknik-teknik dasar food photohgraphy dibahas mendalam ditiap edisinya. Bahasan yang sudah dibahas adalah: komposisi, simplicity food photography, lighting food photography, low light food photography. Ga hanya pembahasan tentang food photography kok, ada juga kolom yang membahas tentang resep dan jajanan kuliner. Yang paling seru adalah, pembaca juga boleh mengirimkan foto makanannya sebagai bentuk kontribusi terhadap pengembangan majalah online ini.

Sukses teruuuus.