Lagi Bosen Motret

Pernah bosen motret? kalo saya “Sedang Bosan Motret”

Boleh dong ya sekali-kali – eh sering ding-. Udah beberapa bulan belakangan saya pisah ranjang sama si Niko (kamera Nikon D7000 saya yang ga beres-beres cicilannya. Kamera yang saya ganti strapnya menjadi strap Olympus, hingganya ia kini bertipe: Konimpus. Peranakan Nikon Olympus).

Oleh sebab apa saya bosan?

1. Foto wedding. Motret orang nikahan yang gitu-gitu aja, ngedit foto nikahan yang gitu-gitu aja kadang-kadang bikin stress sendiri. Hmmm, sejenis ga punya mood menghasilkan foto yang greget alias foto yang penuh emosi. Saya memang bukan tipikal fotografer yang mendewakan teknik tingkat tinggi, angle tingkat juragan, dan lighting tingkat tengkulak. Saya lebih senang larut dalam emosi pada peristiwa itu, dan menyampaikannya kembali lewat gambar 2 dimensi. Saya rindu foto-foto dengan tetesan air mata, ekspresi bahagia dan malu-malu para pengantin, ekspresi grogi, harap-harap cemas para orang tua, senyum lepas, dan lain-lain.

2. Foto makanan. Buku food photography yang saya beli beberapa saat lalu, mengingatkan pada tumpukan tantangan yang belum juga saya sentuh. Kapan saya tergerak untuk masaaaaak? >_< dan motret dengan khusyunya dipinggir jendela bercahaya banyak. Sebenernya bosen juga motret makanan yang saya beli di cafe. Harganya bikin dompet kerontang.

3. Ritme hidup yang gitu-gitu aja. Ya gitu-gitu aja, terjebak dalam rutinitas. Yang namanya rutinitas, ya peristiwanya itu-itu aja. Sesekali tampaknya butuh menyengajakan diri jalan-jalan ke suatu tempat yang mengikat saya pada sebuah emosi. Ada yang mau ngajak saya jalan-jalan? ga harus ke tempat indah kok.

Daaaan, itu juga yang membuat saya malas menulis di blog. Udahan ah cutinya *pukul2 muka pake kamera* hahaha.

 

2 Tahun Warung Nasi Etong

Lalala, dapet ucapan Selamat Hari Jadi ke-2 dari WordPress. Kuenya manaaa

Lalala, dapet ucapan Selamat Hari Jadi ke-2 dari WordPress. Kuenya manaaa

Selamat Ulang Tahun wahai Blog Warung Nasi Etong-ku tercinta. Jayalah di dunia nyata, jayalah di dunia maya.

Ceritanya udah 3 hari saya berusaha sekuat tenaga,  bersabar tanpa batas, dan berikhtiar to the max agar modem Smartpret  saya bisa konek di laptop legend bernama IBE (Lenovo IBM X60 yang dibeli kakak saya di pasar loak waktu ngantor di Jepang).  Daaaan, dititik kepasrahan yang paling tinggi, akhirnya bisa konek juga. Seneng dong pastinya, karena saya bisa mengunjungi blog ini lagi.

Tadda, ternyata ada notification dari mas-mas yang kerja di WordPress. Dia berkata:

Happy Anniversary

You registered on WordPress.com 2 Years Ago! (ditulis tanggal 3 Oktober 2013)

Kece banget ga sih? udah 2 tahun saya nyampah di WordPress dengan tulisan-tulisan yang entahlah bergizi apa ga.

Jadi inget, 2 tahun lalu, dikamar kosan berukuran 3×3 m. Saat itu Food Photography menjadi topik yang ngehits banget di antara saya dan Flo (sahabat saya). Yah, sejenis baru ngerasain bahwa saya menemukan keasyikan tersendiri saat melihat makanan atau minuman tertata cantik di tempatnya. Sejenis pengen motret, dan nge-share karya seni itu. Iya, bagi saya menata makanan di atas piring butuh sense of art yang tinggi dan memotretnya (selain memakanya tentu saja) adalah salah satu bentuk apresiasi kepada sang seniman. Makinlah saya tertarik untuk mendalami dunia Food Photography ini. Belajar secara otodidak dan sotoy to the max. Eksperimen, tulis, share – eksperimen, tulis, share. Saya ga ahli motret makanan, saya hanya ingin berbagi kepada lebih banyak orang tentang serunya belajar Food Photography. Sederhana kan?.

Banyak orang menyangka semua makanan di dalam blog ini adalah murni masakan saya sendiri. Oh, sejujurnya bukan :p. Ada yang sengaja saya beli, kemudian ditata ulang. Ada masakan asli rumah (hanya saat saya mudik ke rumah). Dan yang paling banyak adalah: Makanan yang dibeli teman saat kami makan bareng di luar kosan :p. Alhamdulillah, mereka cukup pengertian untuk bilang “Tong, sebelum gue makan…mau lo foto dulu ga?”.  Mereka juga udah tahu, klo makan bareng saya artinya….kita harus memesan makanan yang berbeda, biar makin banyak makanan yang bisa difoto :p. Aaaah, kalian kece banget deeeh.

Dan, di 2 tahun ini…banyak hal mengejutkan terjadi di sini. Dari mulai dikomen oleh mba Riana Ambarsari (Food Photographer idola saya), dikirimin artikel tentang “Memotret makanan adalah ciri-ciri gangguan jiwa”, sampai 13.000an Hits menyambangi blog ga jelas ini. Pokoknya warna warni dah…kaya warna-warni sayuran di dalam semangkuk Capcay Kuah.

Ok, akhir kata,  saya ucapkan terima kasih untuk semua pihak yang masih betah liat tulisan-tulisan absurd saya disini :). Untuk sahabat-sahabat yang rela makanannya saya acak-acak dulu sebelum dimakan, hingganya saya masih bisa upload foto makanan di blog ini.

Doakan saya tetap rajin belajar, berkesperimen, menata makanan, memotret makanan, memasak, dan tentu saja postiiing disini….Semoga tetap bermanfaat :)) *bagi2 kaos Warung Nasi Etong*

Aku Masih Sangat Hafal Nyanyian Itu

Dulu saya pernah dengar puisi ini sekilas di Youtube. Dibuat dan dibacakan oleh Gus Mus dalam rangkaian “Membaca Indonesia”. 21 Juli 2013, dalam rangka Pameran Anak Merapi yang diadakan oleh komunitas fotografi tOekangpoto. Hidayat Nurwahid kembali membacakannya. Saya berkaca-kaca membaca makna dibalik puisi ini…hiks, jadi pengen bacain puisi ini juga T_T

Foto. Google

Foto. Google

AKU MASIH SANGAT HAFAL NYANYIAN ITU

Oleh: KH. A. Mustofa Bisri

Aku masih sangat hafal nyanyian itu
Nyanyian kesayangan dan hafalan kita
bersama
Sejak kita di sekolah rakyat
Kita berebut lebih dulu
menyanyikannya
Ketika anak-anak disuruh
Menyanyi di depan klas
satu-persatu
Aku masih ingat betapa kita gembira
Saat guru kita mengajak
menyanyikan lagu itu
bersama-sama

Sudah lama sekali
Pergaulan sudah tidak
seakrab dulu
Masing-masing sudah terseret kepentingannya sendiri
Atau
tersihir pesona dunia
Dan kau kini entah di mana
Tapi aku masih sangat
hafal nyanyian itu, sayang
Hari ini ingin sekali aku menyanyikannya
kembali
Bersamamu

Indonesia
tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Selalu
dipuja-puja bangsa
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan
bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup
mata

Aku merindukan rasa haru dan iba
Di tengah kobaran kebencian
dan dendam
Serta maraknya rasa tega
Hingga kini ada saja yang mengubah
lirik lagu
Kesayangan kita itu
Dan menyanyikannya dengan nada
sendu

Indonesia tanah air
kita
Bahagia menjadi nestapa
Indonesia kini tiba-tiba
Selalu
dihina-hina bangsa
Di sana banyak orang lupa
Dibuai kepentingan
dunia
Tempat bertarung merebut kuasa
Sampai entah kapan
akhirnya

Sayang, di manakah kini kau
Mungkinkah kita bisa menyanyi
bersama lagi
Lagu kesayangan kita itu
Dengan akrab seperti
dulu

Rembang, 2000

Senyum Manis Sloth

Pertama kali jatuh cinta sama hewan ini, sejak baca buku Life Of Pi. Di halaman pertama sempat disinggung tentang Pi Patel (atau penulisnya ya *lupa*) yang habis meriset Sloth. Disana Sloth digambarkan sebagai makhluk lambat, saking lambatnya, pernah ditemukan sloth yang jatuh karena batang tempatnya bergelantung sudah membusuk, ia masih berada diposisi yang sama (bergelantungan disisa batang) dan disadari ternyata ia jatuh sudah sejak malam harinya.

Sloth hidup di hutan hujan Amerika Tengah dan Selatan. Ia adalah mamalia terlambat di dunia, sehingganya algae bisa tumbuh subur di tubuhnya. Algae ini justru membantu Sloth berkamuflase di tengah pepohonan. Sloth menghabiskan seumur hidupnya di atas pohon, bergelantungan dari satu batang ke batang lainnya menggunakan kukunya yang panjang.

Ada dua jenis Sloth di dunia. Sloth berkuku 2 dan berkuku tiga. Hidup sloth hampir sebagian besarnya diisi dengan tidur. Waktu tidur Sloth bisa sampai 20 jam setiap harinya.

Ditengah segala kemalasannya, kelambatan geraknya, ada satu hal yang saya suka dari hewan satu ini: Senyumnya yang maniiiissss

Sloth kecil, (Sumber. Google)

Sloth kecil, (Sumber. Google)

Fotografi dan Perenungan

“Saya juga, dialog itu seringnya muncul di perjalanan dan saat memotret. Karena setelah memotret, saya bisa bertafakur sejenak, kembali ke ruang hati untuk bertasbih”

Beugh, blog udah banyak sawang aje. Untung ga pake ada tokek salto… *ngiklan*

Kisah dari banyak manusia merupakan sarana bagi saya untuk membaca cara kerja Allah (Foto. Hesty Ambarwati, diambil di Pulau Pari)

Kisah dari banyak manusia merupakan sarana bagi saya untuk membaca cara kerja Allah (Foto. Hesty Ambarwati, diambil di Pulau Pari)

Hm, semuanya bermula dari sebuah percakapan pagi ini.

“Saya suka malam dan perjalanan. Karena entah kenapa, dialog dengan Allah justru terbangun melalui perjalanan itu, bukan di atas sejadah” 

“Saya juga, dialog itu seringnya muncul di perjalanan dan saat memotret. Karena setelah memotret, saya bisa bertafakur sejenak, kembali ke ruang hati untuk bertasbih”

Iya, saya juga berpikir demikian. Mungkin awalnya saya memotret karena ingin memotret saja tanpa alasan. Kemudian memotret biar dibilang jago motret dan diapresiasi karyanya, yah minimal biar ada yang bilang “ih fotonya bagus, jago motret ya, ajarin dong”.

Sekarang? tampaknya saya mulai masuk pada fase pemaknaan yang lebih dalam tentang dunia ini. Beberapa tahun belakangan ini, perbincangan saya tak jauh-jauh tentang Allah dan pemaknaan terhadap kehambaan padaNya. Begitupun pada fotografi. Ia bisa menjadi sarana untuk memaknai Allah lebih dalam.

Foto dihasilkan dari tombol shutter yang ditekan, kemudian peristiwa yang ada di depan lensa kita muncul dan terus berganti karena kita menempuh perjalanan. Dan perjalanan mengantarkan saya pada banyak kisah yang mau tak mau membuat saya merenung tentang hidup dan tentang Allah.

Jadi, bagi saya memotret  tak hanya sekedar menghasilkan foto yang indah dan berhasil membuat orang berdecak kagum atas teknik fotografi yang jagoan. Tapi foto adalah hasil pemaknaan saya pada kehidupan, pada Sang Pencipta dan Pengatur Kehidupan yang akan membuat orang menikmati  indahnya berkenalan dengan Allah.

Selamat menyelami dunia fotografi 🙂

Wanita Keadilan

Wanita ini berdiskusi tentang kontribusi untuk bangsa

Wanita ini berdiskusi tentang kontribusi untuk bangsa, beliau merupakan Aleg PKS

Tanggal 21 April, orang sebut hari ini sebagai Hari Kartini. Hari yang saya bingung memaknainya bagaimana, bukan hari ibu, bukan juga hari perempuan. Pada tanggal ini orang ribut berbicara tentang persamaan gender, tentang emansipasi wanita. Tentang wanita yang juga memiliki ruang untuk berkarya sama seperti pria. Banyak wanita menjelma menjadi guru, pengacara, supir busway, ahli keuangan, dosen, dan lain-lain. Banyak wanita lupa pada peran intinya: madrasah pertama anak-anaknya.

Ibu Ledia Hanifah, Aleg PKS DPR-RI berbicara tentang peran wanita dalam dunia politik

Ibu Ledia Hanifah, Aleg PKS DPR-RI berbicara tentang peran wanita dalam dunia politik

“Jangan anggap rendah Ibu Rumah Tangga, hari ini banyak hadir IRT yang politikus, IRT yang aktivis, IRT yang punya peran untuk membuat bangsanya lebih baik” Bu Ledia berkata seperti itu saat press confrence di Milad PKS ke 15. Ada yang menarik dengan pernyataan beliau, ia tidak berkata “Banyak wanita yang politikus, banyak wanita yang aktivis” melainkan “Ada Ibu Rumah Tangga yang politikus, ada IRT yang aktivis”. Artinya, wanita yang sudah menikah tak bisa hilangkan profesi mulia yang melekat pada dirinya sebagai Ibu Rumah Tangga. Sehebat apapun wanita di luar sana, ia tak boleh lupa bahwa dirinya adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ia tak boleh lupa, ada suami yang harus ia cintai dan ia khidmati sebagai jalan menuju JannahNya.

Memimpin rapat tentang peran wanita dalam perubahan bangsa.

Memimpin rapat tentang peran wanita dalam perubahan bangsa.

Wanita keadilan, mengajarkan saya tentang keseimbangan itu. Wanita-wanita hebat ini adalah wanita hebat di luar dan di rumahnya sendiri. Di tengah kesibukan profesinya sebagai da’i dan agen perubahan masyarakat, mereka juga Ibu yang penuh cinta. Kita harus berkarya untuk ummat, kita punya peluang yang sama untuk berikhtiar menjadi hamba terbaik, namun kita tak boleh lupa pada kewajiban utama: menjadi hamba bagi TuhanNya, menjadi Ibu bagi anaknya, menjadi Istri bagi suaminya. Apalah arti kebebasan dan puncak karir, jika ada anak yang lupa kita bimbing, ada suami yang lupa kita urusi dan hormati.

Almarhumah Yoyoh Yusroh, sosok yang sukses menjadi politikus, aktivis, guru, ibu dan istri yang baik. Di luar sana (insya Allah) ada puluhan, ratusan bahkan ribuan   wanita yang akan sepertimu

Almarhumah Yoyoh Yusroh, sosok yang sukses menjadi politikus, aktivis, guru, ibu dan istri yang baik. Di luar sana (insya Allah) ada puluhan, ratusan bahkan ribuan wanita yang akan sepertimu

Membawa anak ditengah-tengah agenda Rapimnas PKS. Ia berikan contoh bahwa ibunya ada untuk ummat dan dirinya

Membawa anak ditengah-tengah agenda Rapimnas PKS. Ia berikan contoh bahwa ibunya ada untuk ummat dan dirinya

wanita keadilan 3

kasih ibu

 

 

 

Bersahabat dengan Alam

Yak, 4 hari melakukan perjalanan panjang, anjrut-anjrutan bersama teman-teman School Ranger dan Kidzsmile disepanjang Tasikmalaya Selatan. Mengantarkan kebahagiaan untuk anak-anak sekolah mandiri disana. 4 hari yang banyak dihabiskan dalam perjalanan. Bersama, Trooper, chargeran, dan musik. Musik yang terus menerus diputar sepanjang perjalanan oleh Kang Idzma.

“Tong, dengerin deh lagu ini, salah satu lagu di Drama Musikalnya Laskar Pelangi, gue ngebayangin, nanti belajar itu seperti suasana di lagu ini” Kang Idzma berkisah.

Ini dia lirik lagu Sahabat Alam:

Hujan, Pelangi, Matahari, Lautan, Gunung, Tebing
Rumput savanna dibukit-bukit, bunga bunga warna warni
Semua ada disini untuk kita jaga dan sayangi
Semua menanti semua yang ada untuk kita pelajari
 
Savanna.. padang rumput hijau
Dengan semak terpencar diantara rerumputan
Karena keadaan ternaknya dan kebakaran yang terjadi
Muncul padang rumput indah terhampar luasnya
Sedikit pepohonan
Itulah savanna..

Sumber: Google

Kremunting.
Apa yang bisa kita dapatkan dengan makan buah seperti kremunting?
Seratnya bu!
Vitamin C!
Bikin lancar kebelakang bu! Haha
Pintar semua..
 
Back to *
 
Hujan terjadi karena
Air laut menguap terkena sinar mentari
Terbentuklah titik air pada awan
Smakin lama smakin menebal
Dan akhirnya awan tak sanggup lagi menopang
Titik titik air itu
Turunlah hujan..

Sumber: Google

 
Hey Mahar! Sedang apa kau nak?
Aku sedang berbicara pada alam
Dengar! Dengar! Alam sedang marah ibunda
Karena tanahnya terus digali!
Ia menangis.
 
Hey Mahar!
Kau ini selalu saja merasa seperti seniman,
Tetapi sesungguhnya, kau mirip dukun! Haha
 
Hmmm.. aku suka sekali bau hujan
Mengapa bau hujan bisa wangi ya?
 
Sumber bau harum dari minyak aksiri
Diproduksi tumbuhan kemudian diserap
Oleh bebatuan dan tanah lalu dilepas keudara
Pada saat hujan turun.. Oooh..
 
Back to *
 
Pelangi adalah cahaya
Yang muncul dilangit saat mentari bersinar
Keatas titik air hujan yang jatuh
Hingga muncul 7 sinar
Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu
Mejikuhibiniu
Itulah pelangi..

Sumber: Google

 

Kita mereka apa bedanya sama sama manusia
Mungkin mereka memang miliki beberapa kelebihan
Jangan berkecil hati kita juga punya kelebihan
Halaman bermain, lapangan yang luas, bukit kita berlari..
 
 
Hujan, pelangi, matahari, lautan, gunung, tebing
Rumput savanna dibukit-bukit, bunga bunga warna warni
Semua ada disini untuk kita jaga dan sayangi
Semua menanti semua berharap jadi sahabat kita
Jadi sahabat kita!
Download lagunya disini
___________________
Gimana? seru ga tuh jika alam kita jadikan ruang-ruang belajar?. Mungkin, ga perlu lagi kita dengar sebuah sekolah meratap karena bangunannya jelek, karena kurang media pembelajaran, karena fasilitasnya tak lengkap. Ah, Allah sudah sajikan hamparan semestaNya untuk kitabaca, untuk kita pelajari.

Mimpi 2013

Edisi telat, ga telat juga sih. Tulisan ini pernah saya posting di Tumblr, so di warung tercinta ini saya hanya akan merepostnya. Berikut tuturan saya tentang mimpi 2013:

dream

Setidaknya, sampai hari ini saya masih percaya bahwa Allah akan memeluk mimpi hamba-hambaNya. Memberikan peluang-peluang kepada hambaNya, berjuang merealisasikan mimpinya menjadi nyata (tentu disaat yang tepat). Memberikan banyak liku, untuk belajar, untuk berikhtiar, untuk lebih banyak bersyukur.

Mimpi yang semula hanya canda, perlahan berwujud nyata. :), Alhamdulillah.

Daaan..di penghujung 2012 ini, ada mimpi yang coba saya susun untuk 2013. Apa itu? taddaaa: Melakukan Perjalanan Jiwa #eaaa. Ditahun 2013 mendatang, saya ingin keluar dari segala kotak nyaman. Mendidik diri untuk lebih kuat bertahan dan menyelesaikan hidup dengan indah. Bagi saya yang sangat suka mengabadikan moment menjadi lembaran foto, melakukan banyak perjalanan artinya: menghasilkan lebih banyak kisah dalam foto. Bagi saya yang sangat suka membaca, melakukan banyak perjalanan artinya: membaca lebih banyak kisah dan hikmah. Bagi saya yang ingin berbuat, melakukan perjalanan artinya: melihat banyak tempat, dan manusia untuk bisa saling berbagi.

Mungkin bagi sebagian orang, perjalanan jiwa saya ini masuk kategori “biasa banget”..haha, tapi enggak buat saya. Ya, setiap orang punya kebebasan mendesain hidupnya. Bukan begitu? Begitu.

Inilah rangkaian perjalanan jiwa yang akan saya tempuh *nyiapin kamera, nyari pasukan*

1. Naik Kereta Ekonomi

Seorang bapak tersenyum, dari dalam Kereta Ekonomi

Seorang bapak tersenyum, dari dalam Kereta Ekonomi

Bagi saya yang sangat-sangat menjunjung tinggi kenyamanan dalam berkendara, maka kereta ekonomi bukanlah pilihan yang tepat. Seingat saya perjalanan “ekstrim” yang pernah saya lakukan adalah waktu ke Lamongan naik kereta Bisnis. Hahaha, itu juga udah ngeluh bolak balik. Tapi ternyata…saya menemukan “potret” kehidupan yang berbeda, yang mengajarkan lebih banyak hal dibandingkan klo naik kereta eksekutif. Potret kasih sayang Ibu, saat seorang Ibu harus rela tidur di lantai, agar anak dan suaminya dapat tidur nyaman di kursi. Bercampur bau keringat, pedagang hilir mudik, berbeda bahasa dan budaya di stasiun-stasiun yang berbeda. Seru, dan pastinya banyak hal yg bisa diabadikan oleh Niko menjadi rentetan portofolio perjalanan jiwa. Perjalanan yang membuat saya -harusnya- lebih banyak bersyukur, lebih banyak belajar tentang hidup, lebih banyak melunakkan jiwa untuk sesama, lebih banyak dan dalam mencari makna Tuhan. Yup, karena perjalanan memberikan ruang yang lebih luas untuk membaca dan berdialog dengan nurani.

2. Menembus Pelosok dan kumuhnya kota, Membangun pendidikan untuk anak bangsa, Melihat Senyum Mereka, dan Membuat Buku tentang Mereka

Jalan Menuju Desa Mandalamekar, Tasikmalaya. Sumber: Google

Walaupun jaringan sekolah mandirinya School Ranger ada di 5 titik Tasikmalaya Selatan, saya belum pernah menginjakkan kaki di sana (kecuali Cikatomas tentunya). Huft, tahun 2013 ini…semoga saya bisa kesana. Ngapain? support pendidikan berkualitas untuk anak-anak dengan senyum paling manisnya.

Daaan, tentunya merekam segala jejak yang teman-teman School Ranger juga komunitas pendidikan lakukan untuk mengukir senyum di wajah manis anak-anak bangsa ini dalam sebuah buku. “Kumpulan foto dan kisah”. Yah, meskipun kecil yang kami lakukan..tapi dibalik semuanya, pasti ada kisah yang dapat membuat kami lebih bersemangat untuk melakukan hal-hal kecil lainnya. Sejenis buku yang seperti ini:

Sumber: Google

3. Menujumu Mahameru dan Karimun Jawa

#np Mahameru – Dewa 19

Sumber: Google

Yah, walaupun ga murah biaya naik gunung itu. Kemarin sempet cek harga, untuk tas carriernya aja paling murah Rp 500.000, celana gunung merk Eiger Rp 280.000, Sepatu gunung keluarang Eiger tembus ke angka Rp 700.000, belum lagi sleeping bag, daaan lain-lain. Tapiii…rezeki itu Allah yang punya kan? :p

Sumber: Google

Untuk lebih banyak bersyukur atas apa yang Allah ciptakan. Untuk lebih banyak termenung atas KuasaNya. Untuk menjadi HambaNya yang lebih Hamba.

Catch The Windblows

When I wake up everyday

I smell coffee near my window

I realize its summer day

Then I start leaving my pillow

I don’t wanna miss a greatest thing I’ll have today

Suddenly I thank God I’m still alive in this beautiful day

 

Seorang tunanetra memainkan piano di kereta. Manusia dengan segala kelebihan yang Allah beri

 

Whole world seems so wonderful to me

Even though I’m blind and cannot see the sunrise

Even though I’m blind, I only catch the windblows in my hand

I am happy ^_^

Pemain suling tunanetra di Jalan Braga

Pemain suling tunanetra di Jalan Braga

 

Yellow, green, sunburst, pink many colors dont meant a thing

They don’t disturb me at all

Real world not so complicated to me until I die

The more I feel the more I see in everything that passion me

The more I feel the more I believe in everything that makes me want to live

 

Sebuah lagu dari Endah n Rhesa. Bertutur tentang seorang tunanetra menghadapi hidupnya. Lewat lagu ini saya belajar tentang syukur dan cara pandang. Bahwa bahagia itu letaknya di hati, bukan di tempat lain.

Kegelapan Tanpa Kata

Ini adalah tulisan Yann Martel dibuku Life Of Pi BAB 56 halaman 234 – 235 mengenai rasa takut.

toekangpoto3

“Aku ingin mengutarakan pendapatku mengenai rasa takut.  Rasa takut adalah satu-satunya lawan sejati kehidupan. Hanya rasa takut yang dapat mengalahkan kehidupan. Dia musuh yang pintar dan licik. Aku tahu betul itu. Rasa takut sama sekali tak kenal malu, tak peduli hukum atau aturan apapun, dan tak kenal ampun. Dengan mudah dia bisa menemukan kelemahan kita yang utama, dan menyerangnya. Dan yang mula-mula diserang selalu pikiran kita. Saat kita sedang merasa tenang, yakin, bahagia, rasa takut itu menyelinap bahai mata-mata ke dalam pikiran kita, menyamar dalam selubung keraguan tipis. Pikiran kita berusaha menolak keraguan ini dengan memunculkan rasa tak percaya. Tapi dengan mudah keraguan akhirnya menang juga. Kita menjadi cemas. Tapi masih ada akal sehat untuk menolong ktia. Kita pun kembali tenang, sebab akal sehat ini dilengkapi dengan teknologi senjata-senjata mutakhir. Tapi sungguh mengherankan, meski telah menggunakan taktik-taktik yang lebih hebat dan berhasil memperoleh sejumlah kemenangan mutlak, toh akal sehat akhirnya kalah juga. Kita menjadi lemah, bimbang. Kecemasan pun berubah menjadi rasa takut.

Berikutnya, rasa takut ini menyerang raga kita sepenuhnya. Raga yang sudah sedari tadi menyadari ada sesuatu yang sangat tidak beres. Paru-paru kita sudah terbang seperti  burung, dan isi perut kita sudah merayap pergi seperti ular. Sekarang lidah kita mati kejang seperti oposum, sementara rahang kita mulai gemetaran. Telingan menjadi tuli. Otot-otot kita gemetar seperti kena malaria, dan kedua lutut kita saling berantuk seperti sedang berdansa. Jantung berdentam-dentam keras, sementara lubang anus kita terlalu kendur. Begitu pula halnya bagian tubuh yang lain. Keseluruhan tubuh kita luluh lantak dengan caranya masing-masing. Hanya mata kita yang masih berfungsi dengan baik. Mata selalu menaruh perhatian semestinya pada rasa takut.

Dengan cepat kita pun membuat keputusan tergesa-gesa. Kita sudah lupa pada faktor-faktor yang mestinya menjadi andalan terakhir, yakni harapan dan keyakinan. Nah, kita pun kalah. Rasa takut, yang sebenarnya hanya perasaan berhasil menundukkan kita.

Hal ini sulit sekali dijelaskan dengan kata-kata. Sebab rasa takut itu – rasa takut yang sesungguhnya, yang mengguncang kita sampai ke ulu hati, yang kita rasakan saat dihadapkan pada akhir hidup kita- akan bersarang dalam ingatan, seperti gangren. Dia membuat lain-lainnya menjadi busuk, termasuk kata-kata yang ingin kita gunakan untuk menggambarkannya. Jadi, kita mesti bersusah payah kalau hendak mengekspresikan rasa takut itu. Kita mesti berjuang keras menyuarakan kata-kata itu. Sebab jika tidak, jika rasa takut itu menjadi kegelapan tanpa kata yang berusaha kita hindari atau bahkan berhasil kita lupakan, berarti kita membuka diri terhadap lebih banyak serangan rasa takut, sebab kita tak pernah benar-benar melawan musuh yang telah mengalahkan kita.