Tentang Warung Nasi Etong

Bismillah….

Foto. Flo

Foto. Flo

Salam kenal untuk seluruh makhluk dimuka bumi ini, baik yang berada pada dimensi seperti kita (baca : manusia) atau dimensi lainnya. Inilah dia blog baru saya yang sengaja saya beri judul : warungnasietong yang memiliki tingkat ambiguitas akut, ia bisa dibaca warungna si etong (dalam bahasa sunda ini bermakna warungnya si etong) atau bisa juga dibaca dengan warung nasi etong (dan inilah yang saya akui keabsahannya, diluar itu maka termasuk kategori mengada-ada :p)

Warung Nasi Etong

sekilas..mungkin teman2 akan membayangkan bahwa blog ini dimiliki oleh seorang pemilik warung nasi yang sedang mempromosikan warung nasinya agar tetap eksis dan oleh sebab ke-eksisan’a itu dia menjadi laku oleh pembeli yang membayar secara cash bukan hutang. Namun sayangnya…blog ini dimiliki oleh seorang mahasiswi angkatan kolot yang sedang berjibaku dengan skripsinya di sebuah jurusan bernama Pendidikan Tata Boga di sebuah Universitas berjudul Universitas Pendidikan Indonesia yang bagi sebagian manusia ga gaul masih disebut sebagai IKIP Bandung -_-’…..

Sejarah

Ya…sama seperti judulnya “Sebuah Pengakuan Dosa”, saya akan mengakui kenapa saya membuat blog Warung Nasi ini (ambil lampu belajar, berhadap-hadapan dengan detektif, dan pasang tampang siap di interograsi *kebanyakan nonton dorama Jepang) :

Kuliah dimana hesti : di Jurusan Pendidikan Tata Boga, dengan otomatis  semua orang yang bertanya akan berkata : “Waaaa pasti bisa masak yaaa…ajarin dong”…dan saya pun bisa dipastikan hanya bisa nyengir kuda sambil bilang dalam hati : “Amiin” sambil menarik nafas berat…hahaha..karena ya seperti itulah saya : masuk tata boga dengan modus : orang tua saya ingin saya bisa masak :P . Dan sampai di penghujung masa kuliah, saya masih belum mencintai dunia masak memasak atau lebih tepatnya kurang pede dengan gelar  mahasiswi tata boga yang harusnya mahir memasak.  Dan inilah saya yang entah mengapa beralih profesi dari cheff menuju fotografer..hahahaha…jauh kan ye? *galau

Hingga, bab pengakuan dosa itu datang.  Setelah bertapa sekian lama, akhirnya ekspektasi2 saya tentang masa depan terurai satu persatu :

1. Saya cinta dunia fotografi (aliran Human Interest)

2. Saya tidak mahir memasak tepatnya belum menjiwai dunia memasak

3. Saya cinta keindahan dari sebuah Food Presentation (Penampilan makanan saat disajikan di atas piring)

4. Saya suka menggarnish (karena dari dulu, kalo praktek masak berlangsung saya selalu mendapat tugas finishing yang artinya : menggarnish makanan yang akan di jadikan presentasi dan mencuci piring…hahaha)

Jadi dengan bar-barnya saya simpulkan..bahwa menjadi Food Photographer dan Food Stylist adalah sebuah keniscayaan untuk masa depan saya (hahaha…ketawa ala pahlawan bertopeng) (itung2 biar ga murtad2 amat lah ya dari keilmuan saya)… dan hal ini bermula dari teguran seorang teman di kampus : “Tong (panggilan sayang saya)…kamu teh anak tata boga, naha foto2 teh eweuh foto2 makanan saeutik acan” (mungkin klo diterjemahkan dalam bahasa nasional akan bermakna seperti ini ” kamu itu anak tata boga, kenapa foto2nya ga ada foto makanan sedikitpun”.

Dari sanalah saya mulai tertarik mencari ilmu tentang food photography dan food styling (yang susah banget nyari bukunya) …dan tahukah saudara2 sebangsa dan setanah air ? kursus food styling itu minimal harus menguras kekayaan sebesar : Rp 2.000.000,00 (terbilang : dua juta rupiah) untuk 3x pertemuan dan itu baru nemu di Jakarta, bukan di Bandung. Hiks sedangkan rice cooker dikosan pun klo digadaikan ga mungkin sampai pada nominal itu.

Epilog

Begitulah, berdasarkan latar belakang yang sudah saya uraikan di atas maka saya buatlah blog berjudul Warung Nasi ini sebagai tempat mencurahkan hasil belajar saya yang bermodal nekat itu tuh. Saya menjadi tertantang untuk mempelajari dunia ini dengan budget murah meriah….caranya ? kita pikirkan kemudian…hahahaha…semoga bermanfaat bagi pembelajar-pembelajar baru seperti saya yang hanya punya tekad dan keinginan dengan isi dompet pas2an…Tetap Belajar !!!

Arti di balik Nama

Jangan salah..meski nama’a ga terlalu sophisticated gimana gitu..tapi Warung Nasi ini bermakna dalam (versi saya…kan relatif tuh) :

Warung : terkenal dengan sebuah tempat berisi barang dagangan dengan harga yang relatif terjangkau namun tak selamanya murahan

Nasi : ini singkatan dari Nah Aye Suka fotograf I. Garing? biarin :p….haha. Tapi makna lainnya adalah : bahwa nasi menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia, sampai-sampai orang Indonesia menyatakan diri belum makan klo belum makan nasi. Yah, saya berharap blog ini bisa seperti nasi, bermanfaat, dicintai banyak orang dan dibutuhkan oleh banyak orang…lagi2 dengan harga yang terjangkau :p

Etong : ini mah nama panggilan saya (Hesty Ambarwati)…yang sebenarnya bermakna : ikan etong..haha

Seperti warung nasi yang dicintai mahasiswa akhir bulan dan seluruh lapisan masyarakat begitulah nama blog ini dibuat…semoga ia menjadi tempat yang bermanfaat untuk berbagi ilmu mengenai Food Photography dan Food Styling..inilah saya yang menantang diri sendiri untuk menekuni kedua ilmu itu…

19 responses

Leave a comment