Motret lagi [kue bintang]

Bismillah…

Saya semakin tertarik dengan dunia food photography setelah dapat ilmu dari buku Food Photography Made Easy (nanti klo ada tumpangan online gratis lagi saya coba share tentang isi buku yang luar biasa itu)…

Alhasil, tadi pagi setelah bangun tidur dan belum mandi tiba-tiba saya melayangkan pandangan pada rak makanan di kamar kosan. Ada kentang mustofa, brownies sisa ulang tahun teman yg ditinggalin, roti tawar yang besok kadaluarsa, gulai sayur yang disisain oleh teman-teman hasil bancakan, rendang basi, dan kue kering sisa lebaran dari bude saya yang entah namanya apa tapi berbentuk bintang. Maka jadilah kue tak bernama itu saya beri nama kue bintang (cookies tepatnya). Setlelah berkontemplasi tentang siapa yang akan menjadi model saya pagi itu, maka kue bintang menjadi yang beruntung.

Konsep

Ternyata, pandangan saya tentang food phorography agak meleset dikit. Dulu saya pikir food photography itu sejenis foto macro, apapun diambil dengan jarak super dekat tidak perlu konsep rumit yang penting makanan kita bisa dilihat jelas oleh manusia baik yang minus ataupun tidak :P. Food Photography Made Easy merubah paradigma saya. Konsep diperlukan dalam food photography untuk membuat foto kita lebih hidup, ya foto yang bernyawa itulah poin’a. Sehingga foto yang kita hasilkan mampu memberikan pesan pada khalayak. Dalam kerangka food photography, setidaknya pesan yang ingin disampaikan oleh makanan itu adalah : cocok dimakan oleh siapa, pada saat seperti apa, apa saja bahan-bahannya, bagaimana rasanya, dan yang paling penting foto itu akan berteriak : makanlah akuuu  :p

Ini dia beberapa hasil eksperimen pagi tadi dengan kondisi tubuh tidak hygiene :P..semaua foto ini saya ambil dengan pencahayaan natural..dan ternyata lebih enak cahayanya 😀 lebih natural, ah jadi mupeng beli meja tinggi setinggi jendela kamar saya

Konsep 1 (Untuk si kecil)

Konsep2 (Bingkisan untukmu)

Konsep 3 tanpa konsep :p

Kepada para suhu…monggo dibantai

One response

Leave a comment